Jumat, 22 Juli 2016

Proposal Penelitian dengan Judul "INDEKS PRESTASI KOMULATIF MAHASISWA DITINJAU DARI STRATEGI BELAJAR DAN KEAKTIFAN BERORGANISASI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2014"



INDEKS PRESTASI KOMULATIF MAHASISWA DITINJAU DARI STRATEGI BELAJAR DAN KEAKTIFAN BERORGANISASI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berpengaruh terhadap berlangsungnya kehidupan manusia di zaman sekarang maupun yang akan datang. Oleh sebab itu, pendidikan merupakan cara yang dipandang dapat mengubah dan meningkatkan taraf kehidupan manusia menjadi lebih baik. Pendidikan juga merupakan kekuatan yang berpengaruh terhadap perkembangan fisik, mental, etika, dan seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab.
Pendidikan merupakan indikator yang menggambarkan keadaan suatu bangsa. Kualitas manusia dan kualitas suatu bangsa berkaitan erat dengan kualitas pendidikan baik pendidikan tingkat dasar, menengah dan tinggi. Pendidikan tinggi merupakan sebagai lembaga yang membekali peserta didik dengan penekanan pada nalar dan pemahaman pengetahuan berdasar teori dan penerapannya didunia kerja. Menurut Suwardjono (1992:151), “belajar di perguruan tinggi merupakan pilihan strategik untuk mencapai tujuan individual bagi mereka yang menyatakan dirinya untuk belajar melalui jalur formal tersebut”. Kesenjangan persepsi dan pemahaman penyelenggara pendidikan, dosen dan mahasiswa mengenai makna belajar di perguruan tinggi dapat menyebabkan proses belajar bersifat disfungsional.
Pada perguruan tinggi untuk melihat tingkat keberhasilan mahasiswa dalam memahami sebuah materi dapat diketahui dari nilai indeks prestasi (IP). Indeks prestasi merupakan nilai kredit rata-rata yang merupakan besaran nilai atau angka yang menyatakan keberhasilan mahasiswa dalam proses belajar selama satu semester. Mahasiswa yang memperoleh indeks prestasi tinggi megindikasikan mahasiswa tersebut mampu mengikuti perkuliahan secara baik, dan sebaliknya apabila mahasiswa mendapat indeks prestasi yang rendah mengindikasikan mahasiswa tersebut kurang dalam mengikuti perkuliahan.
Pada dasarnya banyak keuntungan yang didapat apabila mahasiswa mempunyai IP tinggi, antara lain mempercepat waktu kuliah, dan juga berpeluang mendapatkan beasiswa. Selain itu, di era globalisasi dan semakin ketatnya persaingan dunia kerja, tidak sedikit perusahaan maupun instansi yang dalam perekrutan calon pegawainya menggunakan persyaratan dan ketentuan yang salah satunya termasuk nilai indeks prestasi minimal. Maka, tidak heran juga apabila perusahaan mencari calon pegawai dengan nilai indeks prestasi komulatif (IPK) yang tinggi sebagai salah satu syarat diterimanya calon pegawai di instansi atau perusahaan tersebut.
Menurut Burhanuddin Salam (2004: 121) IP adalah angka yang menunjukkan prestasi mahasiswa untuk satu semester, yang di hitung dengan rumus yang telah ditetapkan. Sedangkan IPK adalah angka yang menunjukkan prestasi mahasiswa mulai dari semester pertama sampai dengan semester terakhir yang telah ditempuhnya. Dengan demikian mahasiswa giat dapat dilihat dari IP maupun IPK nya. Meskipun tidak seluruh keberhasilan itu berdasar dari indeks prestasi.
Indeks prestasi yang baik sudah seharusnya diimbangi dengan proses belajar yang baik. Bagi mahasiswa tidak seharusnya ilmu yang diperoleh itu harus bersumber pada dosen ketika masuk jam perkuliahan. Mahasiswa sendiri berasal dari kata maha yang berarti besar dan siswa yang berarti orang yang sedang mencari atau menuntut ilmu. Berarti menjadi seorang mahasiswa harus bisa mandiri kaitannya dalam mencari ilmu pengetahuan dan harus bisa mengatur waktunya serta menentukan cara belajarnya dengan tepat.
Strategi belajar sangat diperlukan untuk dapat mencapai hasil belajar yang maksimal, untuk itu diperlukan teknik-teknik belajar untuk dapat mempelajari semua materi yang harus dikuasai. Penentuan strategi belajar umumnya tidak semua efektif bagi setiap orang, setiap orang memiliki strategi belajar yang berbeda-beda dan beragam, terkandang strategi yang digunakan tidak masuk akal apabila difikir dengan logika artinya strategi yang digunakan tersebut efektif bagi seseorang namun, belum tentu strategi tersebut akan efektif apabila diterapkan pada orang lain.
Selain itu, aktif didalam organisasi juga diperlukan dalam meningkatkan sebuah prestasi, dikarenakan apabila seseoreang mengikuti sebuah organisasi khususnya dilingkungan sekolah atau kampus memungkinkan orang itu akan mempunyai banyak relasi dibanding mahasiswa yang tidak ikut organisasi, selain itu apabila berorganisasi benar-benar dimanfaatkan dengan baik maka akan sangat berguna bagi seseorang itu baik didalam perkuliahan maupun nantinya di dunia kerja dan lingkungan masyarakat. Terkait dengan hal itu, aktif berorganisasi akan berfungsi salah satunya membantu mahasiswa ketika mengalami kesulitan didalam akademik baik ketika mengerjakan tugas maupun ketika persiapan ujian dengan cara saling bertukar fikiran dan pengalaman.
Bertolak dari paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “Indeks Prestasi Komulatif Mahasiswa ditinjau dari Strategi Belajar dan Keaktifan Berorganisasi Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2014”.

B.     Identifikasi Masalah
Berdasar latar belakang di atas, maka masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:
1.      Kurangnya minat mahasiswa pendidikan akuntansi tahun 2014 dalam berorganisasi, yang menganggap organisasi akan mengganggu kuliah.
2.      Kurang peduli atau tidak menganggap penting terhadap strategi belajar yang dipilih.
3.      Kurang maksimalnya indeks prestasi yang diperoleh mahasiswa pendidikan akuntansi tahun 2014.

C.    Pembatasan Masalah
Berdasar identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.      Pengaruh strategi belajar terhadap indeks prestasi.
2.      Pengaruh keaktifan berorganisasi terhadap indeks prestasi.
3.      Pengaruh strategi belajar dan keaktifan berorganisasi terhadap indeks prestasi.

D.    Rumusan Masalah
Berdasar pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut.
1.      Apakah strategi belajar berpengaruh terhadap indeks prestasi mahasiswa pendidikan akuntansi tahun 2014?
2.      Apakah keaktifan berorganisasi berpengaruh terhadap indeks prestasi mahasiswa pendidikan akuntansi 2014?
3.      Apakah strategi belajar dan keaktifan berorganisasi berpengaruh terhadap indeks prestasi mahasiswa pendidikan akuntansi 2014?

E.     Tujuan Penelitian
Berdasar rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Menguji pengaruh strategi belajar terhadap indeks prestasi mahasiswa pendidikan akuntansi tahun 2014.
2.      Menguji pengaruh keaktifan berorganisasi terhadap indeks prestasi mahasiswa pendidikan akuntansi tahun 2014.
3.      Menguji pengaruh strategi belajar dan keaktifan berorganisasi terhadap indeks prestasi mahasiswa pendidikan akuntansi tahun 2014.

F.     Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut:
1.      Manfaat teoritis
Dapat mengetahui teori pengaruh strategi belajar belajar dan keaktifan berorganisasi terhadap indeks prestasi mahasiswa serta menambah pengetahuan dan memberikan masukan dalam penyusunan teori dan konsep baru dalam penelitian.
2.      Manfaat Praktis
1)      Bagi peneliti, memberikan hasil yang pasti pengaruh strategi belajar dan keaktifan berorganisasi terhadap indeks prestasi.
2)      Bagi mahasiswa, semoga penelitian ini bisa menjadi referensi untuk penelitian berikutnya.




BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Kajian Teori
1.      Strategi Belajar
a.       Pengertian Strategi
Strategi merupakan cara atau jalan yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuannya dengan cara yang berbeda-beda dari setiap orang. Menurut Hamdani (2011: 18) secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Menurut Joni dalam Hamdani (2011: 18) berpendapat bahwa yang dimaksud strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangkai mencapai tujuan pembelajaran.
b.      Pengertian belajar
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau praktek yang diperkuat. Belajar merupakan hasil dari interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilaku.
Stimulus adalah apa yang guru berikan kepada siswa, sedangkan reaksi atau respon merupakan dalam bentuk tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon penting untuk dicatat karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur. Menurut (Howard L. Kingskey: 1999) belajar adalah proses dimana perilaku disebabkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Menurut Slameto (2013: 2) belajar adalah proses orang yang mencoba untuk mendapatkan perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Djamarah (2013: 13) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dari beberapa uraian pendapat di atas, belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh setiap individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang lebih baik.
c.       Pengertian strategi belajar
Strategi belajar menurut Slameto (1991) adalah cara-cara belajar yang baik untuk dapat mengatur waktu seefisien mungkin dan mencapai hasil yang semaksimal mungkin. Sedangkan menurut Poerwadarminto (1990: 859) adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Berdasar paparan mengenai strategi belajar di atas, strategi belajar adalah cara-cara belajar yang baik yang di pilih oleh seseorang agar dapat mengatur waktu seefisien mungkin serta mencapai hasil yang diinginkan.
d.      Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Strategi Belajar
Menurut Suryabrata (2002: 233) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap strategi belajar yaitu:
Faktor dalam diri meliputi:
1)      Faktor psikis yaitu: IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap dan perasaan, minat dan kondisi akibat sosialkultur.
2)      Faktor fisiologis dibedakan menjadi dua yaitu keadaan jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.



Faktor dari luar meliputi:
1)      Faktor mengatur belajar mengajar disekolah yaitu kurikulum pengajaran, disiplin sekolah, fasilitas belajar, kekompakan siswa.
2)      Faktor sosial disekolah yaitu sistem sekolah, status sosial siswa, interaksi guru dengan siswa.
3)      Faktor situasional yaitu keadaan sosial ekonomi, keadaan tempat, dan lingkungan.
e.       Indikator Strategi Belajar
Menurut Djamarah (2008: 15-27) indikator strategi belajar adalah:
1)      Belajar dengan teratur
Banyaknya pelajaran yang harus dikuasai, menuntut seseorang untuk bisa membagi waktu yang sesuai dengan kedalaman dan keluasan materi. Belajar secara teratur merupakan cara yang paling baik untuk menguasai semua materi yang ada. Sebaliknya jika menunda-nunda belajar merupakan sikap yang kurang baik sebab dalam waktu yang relatif sedikit seseorang tidak mampu menguasai semua materi untuk semua mata kuliah.
2)      Disiplin dan Bersemangat
Disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Selain disiplin, masalah semangat juga penting dalam belajar.
3)      Konsentrasi
Konsentrasi adalah pemusatan perhatian terhadap suatu masalah atau objek tertentu dengan mengabaikan masalah-masalah yang lain yang tidak diperlukan.
4)      Pengaturan Waktu
Dalam kehidupan sehari-hari pengaturan waktu sangat diperlukan mengingat banyaknya tugas yang harus dikerjakan. Kebanyakan mahasiswa tidak dapat mencapai hasil yang baik dikarenakan tidak dapat memanfaatkan waktu yang dimiliki.
5)      Istirahat dan Tidur
Tidur adalah cara istirahat yang paling baik. Saat tidur, organ tubuh yang digerakkan oleh pusat kesadaran mulai berkurang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup membuat badan atau tubuh seseorang menjadi fress, sehingga lebih siap dalam menerima materi yang dipelajari.
2.      Keaktifan Berorganisasi
a.       Pengertian Keaktifan
Keaktifan merupakan giat, rajin, selalu berusaha bekerja dengan sungguh-sungguh. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 23), “Aktif artinya giat (bekerja, berusaha), keaktifan diartikan sebagai kegiatan atau kesibukan”. Sedangkan menurut Sardiman (2001: 24), “Keaktifan merupakan kegiatan bersifat fisik maupun mental yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan”.
Berdasarkan pendapat di atas, keaktifan yaitu suatu kegiatan yang menggunakan fisik maupun mental untuk berbuat dan berfikir untuk mengembangkan aktifitas dan kreativitas melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.
b.      Pengertian Berorganisasi
Organisasi merupakan suatu pola hubungan yang mana orang-orang dibawah pengarahan manager mengejar tujuan bersama. Menurut Wibowo (2007: 1), “Organisasi adalah suatu wadah yang dibentuk untuk mencapai tujuan bersama secara efektif”. Sedangkan menurut Hasibuan (2004: 120), “Organisasi adalah suatu perserikatan formal, berstruktur, terkoordinasi dari sekelompok orang yang berkerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja”.
Berdasar pendapat di atas, organisasi yaitu sekumpulan dua orang atau lebih yang saling bekerja sama untuk meraih suatu tujuan yang sama.
c.       Prinsip-prinsip Berorganisasi
Prinsip organisasi disebut juga sebagai azas-azas organisasi. Menurut Wursanto (2005: 217), “Prinsip atau azas merupakan dasar, pondasi, atau suatu kebenaran yang menjadi pokok atau tumpuan berfikir”.
Ada beberapa ahli yang memberikan definisi tentang prinsip-prinsip organisasi, berikut beberapa prinsip organisasi menurut ahli antara lain:
1)      Warren dan Joseph (dalam Wursanto, 2003) dalam bukunya yang berjudul Managemen for Business and Industri, menyatakan ada 4 (empat) macam prinsip organisasi yaitu: prinsip kesatuan perintah (unity of command), prinsip rentang kendali atau rentang pengawasan (span of control), prinsip pengecualian (the exception principle), dan prinsip hirarki (the scala principle).
2)      Henry fayol (dalam Wursanto, 2003) seorang insinyur pertambangan dari Perancis mengemukakan 14 (empat belas) prinsip organisasi yaitu: pembagian kerja (division of work), wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility), disiplin (discipline), kesatuan komando (unity of command), kesatuan langkah (unity of direction), subordinasi minat dibawah minat pada umumnya (subordination of individual interest to general interest), pemberian hadiah (remuneration), sentralisai atau pemusatan (centralization), jenjang hirarki (line of autority), ketertiban (order), kesamarataan (equity), stabilitas jabatan pegawai (stability of personel), inisiatif (iniciative), dan kesatuan jiwa korps (esprit de corps).
Berdasar pendapat di atas, untuk membangun  dan menggerakkan organisasi diperlukan prinsip-prinsip organisasi sebagai dasar atau pondasi sehingga organisasi dapat berjalan dengan baik, serta struktur organisasinya efektif dan efisien. Dengan demikian tercapai tidaknya organisasi tergantung dengan bagaimana menjalankan prinsip-prinsip organisasinya.
d.      Pengertian Keaktifan Berorganisasi
Berdasarkan pendapat tentang keaktifan dan organisasi di atas, keaktifan organisasi dapat diartikan sebagai suatu tindakan fisik maupun mental yang menimbulkan suatu kepercayaan atau keyakinan yang menunjang aktivitas dan keterlibatannya dalam suatu wadah yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Di dalam kampus terdapat banyak organisasi yang bisa diikuti oleh mahasiswa untuk menyalurkan bakat, minat dan kecintaannya terhadap organisasi atau hanya sekedar untuk mencari wawasan dan menambah pengalaman.
Dalam lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan terdapat Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Terdapat dua lembaga organisasi yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). Kemudian terdapat juga Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) yang berada dibawah BEM dan DPM secara struktural , HMP ini juga bekerja sama dengan program studi masing-masing dalam mengembangkan potensi mahasiswa dibidang akademik maupun non akademik serta dalam menjalankan program kerjanya.
Dalam program studi pasti memiliki HMP masing-masing. Di tahun 2016 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMS mempunyai 10 HMP yaitu:
1)      HMP Pendidikan Akuntansi
2)      HMP Pendidikan Kewarganegaraan
3)      HMP Pendidikan Matematika
4)      HMP Pendidikan Biologi
5)      HMP Pendidikan Bahasa Inggris
6)      HMP Pendidikan Bahasa Indonesia
7)      HMP Pendidikan Geografi
8)      HMP Pendidikan Guru Sekolah Dasar
9)      HMP Pendidikan Guru Anak Usia Dini
10)  HMP Pendidikan Teknik Informatika
Selain itu terdapat juga 3 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ketiganya itu mempunyai ranah yang berbeda-beda yaitu:
1)      UKM LPM FIGUR di bidang jurnalistik
2)      UKM SANGGURU di bidang pecinta alam
3)      UKM WEJANG dibidang seni teater
e.       Indikator Keaktifan Berorganisasi
Dalam organisasi perlu adanya indikator bagaimana seorang mahasiswa bisa disebuk aktif dalam organisasi. Menurut Davis dan Newstroom (dalam Andrey Taufan, 2011: 30) aspek-aspek keaktifan berorganisasi yaitu:
1)      Keterlibatan pikiran, mental, dan emosional
Keterlibatan pikiran, mental, dan emosional, berkaitan dengan unsur-unsur psikologis. Artinya dengan keterlibatan menyumbangkan pikiran adalah, sejauh mana mahasiswa menyumbangkan pikiran berupa ide atau gagasan yang berguna untuk mengembangkan organisasi di masa sekarang dan masa yang akan datang. Adapun keterlibatan mental dan emosional adalah sejauh mana mahasiswa anggota organisasi terlibat aktif dalam pengontrolan emosinya dengan organisasi yang bersangkutan.



2)      Keterlibatan menyumbang tenaga
Maksud dari menyumbangkan tenaga yaitu, sejauh mana mahasiswa yang bersangkutan bersedia menyumbangkan tenaganya untuk organisasi.
Berdasar uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa indikator keaktifan berorganisasi berhubungan dengan fisik dan non fisik, apabila dijabarkan meliputi:
a)      Kedisiplinan dalam organisasi
b)      Tanggung jawab dalam memperoleh amanah
c)      Berpendapat dalam organisasi
d)     Keterlibatan dalam pelaksanaan kegiatan
f.       Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Mahasiswa dalam Berorganisasi
Dalam organisasi terdadap faktor-faktor yang mempengaruhi amggota terhadap keaktifannya dalam organisasi. Menurut Andrey Taufan (2011: 28)faktor-faktor keaktifan yaitu:
1)      Rasa Solidaritas yang Tinggi
Setiap mahasiswa memiliki jiwa dan rasa keingintahuan yang berbeda-beda, hal ini memicu munculnya rasa solidaritas yang tinggi antar sesama teman, sehingga rasa keinginan untuk saling bersama memajukan suatu organisasi demi kemajuan sangat besar.
2)      Memiliki Banyak Teman
Mahasiswa terpacu aktif mengikuti kegiatan karena banyak teman yang sebelumnya tersebut belum dikenal setelah mengikuti organisasi menjadi kenal.
3)      Menambah Pengalaman
Kegiatan organisasi dapat pula menambah pengalaman bagi mahasiswa, karena pengalaman organisasi yang tidak pernah didapat dikelas dapat diperoleh di dalam organisasi.

4)      Menjadi terkenal
Mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi kebanyakan mempunyai keinginan untuk dikenal di kampus tersebut, tapi hal itu menjadi motivasi untuk lebih aktif dan baik lagi dalam menjalankan tugas-tugas organisasi.
Empat hal di atas merupakan faktor-faktor yang kebanyakan menjadi alasan bagi mahasiswa yang membuat mereka aktif dalam berorganisasi yaitu: rasa solidaritas, ingin mempunyai banyak teman, ingin menambah pengalaman, dan ingin menjadi terkenal di lingkungan kampus.
3.      Indeks Prestasi
a.       Pengertian Indeks Prestasi
Dalam dunia perkuliahan sangat erat atau terbiasa dengan kata indeks prestasi. Di akhir perjuliah mahasiswa pasti mendapatkan Kartu Hasil Studi (KHS) yang didalamnya tercantum Indeks Prestasi. Penulis mencoba menyimpulkan pengertian dari Indeks Prestasi dari beberapa referensi.
Pengertian indeks prestasi menurut beberapa referensi antara lain:
1)      BAA Universitas Atmajaya
(http://www.atmajaya.ac.id/web/Konten.aspx?gid=mahasiswa-jfu&cid=indeks-prestasi) Indeks prestasi adalah nilai rata rata dari seluruh matakuliah yang telah diambil oleh mahasiswa. Indeks prestasi dibedakan antara Indeks Prestasi Semester (IPS), yaitu nilai rata-rata dari satu semester, dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), yaitu nilai rata-rata dari seluruh matakuliah yang pernah diambil. Untuk menghitung IPS digunakan seluruh nilai pada semester yang bersangkutan sedangkan untuk menghitung IPK digunakan (hanya) nilai tertinggi dari setiap matakuliah yang pernah diambil.

2)      Wikipedia
(https://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_prestasi) Indeks prestasi, biasa disingkat IP, adalah salah satu alat ukur prestasi di bidang akademik/pendidikan. Meskipun bernama "indeks", IP sebenarnya bukanlah indeks dalam pengertian sebenarnya, melainkan semacam rerata terboboti.
3)      BAA Universitas Negeri Yogyakarta
(https://uny.ac.id/akademik/sistem-penilaian) Indeks Prestasi merupakan salah satu ukuran untuk menyatakan keberhasilan studi mahasiswa. Ukuran itu berkisat antara angka 0 sampai dengan angka 4.
Dari referensi di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa indeks prestasi merupakan alat ukur yang digunakan sebagai laporan pencapaian mahasiswa pada semester tertentu.
b.      Pengertian Indeks Prestasi Komulatif
Hasil belajar mahasiswa selama perkuliahan sering di sebut indeks prestasi dan pencapaian hasil belajar penggabungan dari semester awal sampai semester tertentu yang telah dirata-rata disebut dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK).
Pengertian Indeks Prestasi Komulatif dari berbagai referensi yaitu:
1)      BAA Universitas Atmajaya
(http://www.atmajaya.ac.id/web/Konten.aspx?gid=mahasiswa-jfu&cid=indeks-prestasi) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), yaitu nilai rata-rata dari seluruh matakuliah yang pernah diambil.
2)      BAA Universitas Widyatama
(http://akademik.widyatama.ac.id/buku-panduan/indeks-prestasi-kumulatif-ipk/) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah angka yang menunjukkan prestasi atau keberhasilan studi mahasiswa dari semester pertama sampai dengan semester terakhir yang telah ditempuh secara kumulatif.
3)      Wikipedia
(https://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_prestasi) Indeks Prestasi Kumulatif adalah penghitungan IP dengan menggabungkan semua mata kuliah yang telah ditempuh sampai suatu semester tertentu.
Dari referensi di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa indeks prestasi komulatif merupakan alat ukur laporan hasil belajar mahasiswa yang telah dirata-rata dari semester awal sampai dengan semester akhir.
c.       Faktor yang Mempengaruhi IPK
IPK dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
1)      Faktor Internal
a)      Keinginan mendapatkan IPK terbaik
b)      Kesungguhan dalam memahami mata kuliah
c)      Motivasi yang kuat dari dalam diri
d)     Ada dorongan dalam diri agar IPK naik
e)      Belajar secara rutin
f)       Beribadah kepada Allah SWT
2)      Faktor eksternal
a)      Penghargaan yang akan diberikan oleh keluarga, teman, maupun dosen
b)      Pengaruh lingkungan pergaulan
c)      Doa dari kedua orang tua
d)     Kondisi fisik maupun psikir
e)      Organisasi
f)       Beasiswa
g)      Motivasi dari dosen yang menekankan organisasi baik IPK juga harus baik

d.      Manfaat IPK baik
Indeks Prestasi Komulatif (IPK) yang baik memiliki banyak manfaat bagi seorang mahasiswa, manfaatnya bisa dirasakan baik ketika saat masih menjadi mahasiswa maupun ketika saat sudah di wisuda. Manfaat IPK menurut Vivi Mulya Ningsih (2012) (http://www.vivimulya.com/2012/07/101-keuntungan-punya-ipk-tinggi.html) antara lain yaiutu:
1)      Mudah mendapatkan beasiswa
2)      Mudah mendapatkan pekerjaan
3)      Menjadi kebanggaan tersendiri
4)      Membanggakan orang tua
5)      Aman dari ancaman DO

B.     Penelitian Terdahulu yang Relevan
Pratomo, Arief (2014) dalam judul penelitian, “Pengaruh Keaktifan Berorganisasi Terhadap Pencapaian Indeks Prestasi Komulatif Mahasiswa PGSD FKIP UMS Tahun 2013/2014”. Dari penelitian tersebut terdapat (X1) Keaktifan Berorganisasi dan (Y) Pencapaian Indeks Prestasi Komulatif menujukkan hasil yang signifikan tentang Keaktifan Berorganisasi (X1) terhadap Pencapaian Indeks Prestasi Komulatif (Y) Mahasiswa PGSD FKIP UMS Tahun 2013/2014. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa thitung > t tabel , yaitu 2,068 > 2,024 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,046. Hasil uji F diperoleh keaktifan berorganisasi berpengaruh signifikan terhadap pencapaian IPK mahasiswa. Hal ini berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa F hitung > F tabel, yaitu 4,726 > 4,08 dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu, 0,046. Dari hasil uji determinasi sebesar 0,101 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh keaktifan berorganisasi terhadap pencapaian IPK mahasiswa adlah sebesar 10,1% sedangkan sisanya 89,9% dipengaruhi oleh variabel lain.

Iskandar, Resya (2016) dalam judul penelitian, “Pengaruh Keaktifan Berorganisasi Siswa di Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X dan XI Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2015/2016”. Dari penelitian tersebut terdapat (X1) Keaktifan Berorganisasi dan (Y) Motivasi Belajar menunjukkan hasil bahwa Keaktifan Berorganisasi (X1) berpengaruh positif terhadap Motivasi Belajar (Y) Siswa di Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2015/2016. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 2,671 > 2,000 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,009.

C.    Kerangka Berfikir
Penelitian ini membahas tentang pengaruh keaktifan berorganisasi dan strategi belajar terhadap pencapaian IPK mahasiswa Pendidikan Akuntansi UMS tahun 2014 yang mengikuti organisasi tingkat fakultas maupun universitas. Agar mudah memahami penelitian ini, maka penelitian ini dapat digambarkan melalui kerangka pemikiran sebagai berikut:

Strategi Belajar (X1)
 
   



 




Keaktifan Berorganisasi (X2)
 
 




Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir
1.      Variabel Independen (variabel bebas)
Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
a.       Strategi belajar (X1)
b.      Keaktifan berorganisasi (X2)
2.      Variabel Dependen (variabel terikat)
Yaitu suatu jawaban atau hasil dari perilaku yang dirangsang. Variabel dependen dari penelitian ini adalah indeks prestasi komulatif (Y)

D.    Hipotesis
Menurut Sugiyono (2014: 96), “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan maslah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan”. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Strategi belajar berpengaruh positif terhadap indeks prestasi komulatih mahasiswa pendidikan akuntansi UMS Tahun 2014.
2.      Keaktifan berorganisasi berpengaruh positif terhadap indeks prestasi komulatih mahasiswa pendidikan akuntansi UMS Tahun 2014.
3.      Strategi belajar dan keaktifan berorganisasi berpengaruh positif terhadap indeks prestasi komulatih mahasiswa pendidikan akuntansi UMS Tahun 2014.








BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
1.      Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 12-14) terdapat beberapa jenis penelitian, antara lain:
a.       Penelitian kuantitatif yaitu penelitian dengan maksud memperoleh data yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan.
b.      Penelitian kualitatif yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan.
2.      Desain Penelitian
Desain penelitian ini dilakukan dengan cara memberi pengaruh dari indeks prestasi komulatif dalam keaktifan berorganisasi dan strategi belajar.

B.     Tempat dan Waktu Peneltian
1.      Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Surakarta karena di Universitas Muhammadiyah Surakarta prodi Pendidikan akuntansi banyak terdapat mahasiswa dengan IPK yang tinggi dan banyak juga mahasiswa Pendidikan Akuntansi mengitu berbagai organisasi dikampus.
2.      Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 sampai selesai.

C.    Populasi, Sampel, dan Sampling
1.      Populasi
Menurut Sugiyono (2010: 115), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan”.dalam penelitian ini peneliti mengambil populasi mahasiswa pendidikan akuntansi UMS tahun 2104 dengan jumlah 210 mahasiswa.
2.      Sampel
Menurut Sugiyono (2010: 116), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Untuk itu sampel yang diambil dan populasi harus benar-benar representatif (mewakili). Sampel diperoleh dengan menggunakan tabel Kreijcie dengan taraf kesalahan 5%. Penelitian ini memiliki mahasiswa berjumlah 210 mahasiswa, taraf 5% maka sampel dari penelitian ini sebanyak 136 mahasiswa.

Tabel
Populasi (N)
Sampel (n)
Populasi (N)
Sampel (n)
Populasi (N)
Sampel (n)
10
10
220
140
1200
291
15
14
230
144
1300
297
20
19
240
148
1400
302
25
24
250
152
1500
306
30
28
260
155
1600
310
35
32
270
159
1700
313
40
36
280
162
1800
317
45
40
290
165
1900
320
50
44
300
169
2000
322
55
48
320
175
2200
327
60
52
340
181
2400
331
65
56
360
186
2600
335
70
59
380
191
2800
338
75
63
400
196
3000
341
80
66
420
201
3500
346
85
70
440
205
4000
351
90
73
460
210
4500
354
95
76
480
214
5000
357
100
80
500
217
6000
361
110
86
550
226
7000
364
120
92
600
234
8000
367
130
97
650
242
9000
368
140
103
700
248
10000
370
150
108
750
254
15000
375
160
113
800
260
20000
377
170
118
850
265
30000
379
180
123
900
269
40000
380
190
127
950
274
50000
381
200
132
1000
278
75000
382
210
136
1100
285
100000
384

3.      Sampling
Menurut Sugiyono (2001: 56), “Sampling adalah teknik pengambilan sampel”. Secara skematis, menurut Sugiyono (2001: 57) teknik sampling ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

















 


















a.       Probability Sampling
Merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampling ini meliputi:
1)      Simple random sampling, adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dialkukan pada unit sampling. Cara demikian dilakukan bila anggopa populasi dianggap homogen.
2)      Propotionad stratified random sampling, adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis.
3)      Dispropotionate stratifien random sampling, adalah teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata tapi kurang propotional.
4)      Area probability sampling, adalah teknik yang dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar diberbagai wilayah.
5)      Cluste sampling, teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok individu (cluster).
b.      Non Probability Sampling
Menurut Sugiyono (2001: 60), “bahwa teknik ini adalah teknik yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.
1)      Sampling sistematis, adalah teknik pengumpulan sampel didasarkan pada urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
2)      Sampling aksidental, adalah teknik penentuan sampel berdasar kebetulan.
3)      Sampling kuota, adalah ruang dan tempat belajar baik yang tersedia dirumah maupun dikampus.
4)      Puroisive sampling, adalah cara pengambilan sampel dengan menetapkan ciri yang sesuai dengan tujuan.
5)      Sampling jenuh, adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan menjadi sampel.
6)      Snowball sampling, adalah teknik pengambilan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel.
Dari penjelasan di atas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel probability sampling dengan cara simple random sampling. Peneliti menggunakan cara inni karena mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

D.    Definisi Operasional Variabel
1.      Variaber Terikat
Menurut Sugiyono (2014: 61) mengemukakan bahwa, “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Dari penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah (Y) Indeks Prestasi Komulatif.
2.      Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2014: 61) mengemukakan bahwa, “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dari penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah (X1) Strategi Belajar dan (X2) Keaktifan Berorganisasi.

E.     Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1.      Metode Angket/ Kuisioner
Menurut Sugiyono (2011: 142), “Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Menurut Sugiyono (2011: 93), menjelaskan bahwa: Dengan skala likert, maka variabel yang diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Variabel
Aspek
Indikator
No. Item
Keaktifan Organisasi
Aktif organisasi
Kedisiplinan saat diorganisasi
1,2,3,4


Aktifitas keseharian diorganisasi
4,6,7,8


Tanggung jawab dalam memperoleh amanah
9,10,11


Penggerak antar teman organisasi
12,13,14,15,16


Keterlibatan diorganisasi
17,18


Variabel
Aspek
Indikator
No. Item
Strategi belajar
Visual
Rapi dan teratur
1,2,3,4


Teliti terhadap detail
5,6,7,8,9


Mengingat apa yang dilihat bukan yang didengar
10,11,12,13


Mengingat dengan asosiasi visual
14,15,16

Auditorial
Mudah terganggu oleh keributan
17,18,19,20,


Senang membaca dengan suasana keras
21,22,23


Suka bderdiskusi
24,25,26


Belajar dengan mendengar dan mengingat apa yang di diskusikan daripada yang dilihat
27,28

Kinestetik
Melajar melalui praktik
29,30,31,32


Selalu berorientasi pada fisik
33,34


Banyak gerak
35


Ingin melakukan segala sesuatu
36,37


Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
38,39,40

Setelah kisi-kisi angket dibuat, maka selanjutnya membuat item-item pertanyaan disertai alternatif jawaban yang kemudian disusun sebagai pedoman pengisian angket. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa angket merupakan alat pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan atau isian yang harus diisi oleh subyek penelitian. Kriteria penilaian angket dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
Pernyataan positif
a.      Sangat setuju diberi skor 4
b.      Setuju diberi skor 3
Pernyataan negatif
a.      Tidak setuju diberi skor 2
b.      Sangat tidak setuju diberi skor 1
2.      Metode Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006: 158), “Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan , transkip nilai, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya”. Metode penelitian ini dipergunakan guna memenuhi metode angket.

F.     Uji Instrumen
1.      Uji Validitas
Menurut Arikunto (2006: 208), “Validitas adalah ukuran yang menunjang tingkat validitas dan atau keabsahan suatu instrumen”. Cara mengukur validitas menggunakan rumus product moment person.
Rumus rxy:      
Dimana:
rxy                  : koefisien korelasi antara skor item dan skor total
n               : jumlah subyek peneliti
                   : jumlah hasil kali skor item dan skor total
                   : jumlah dari skor item kuadrat
                   : jumlah skor total kuadrat
                     : jumlah tiap item
                     : jumlah tiap total item
Kriteria uji validitas adalah bahwa jika rxy  ˃ r tabel pada taraf signifikan 5% yang memilki tingkat kepercayaan 95% berarti item butir pertanyaan valid dan sebaliknya, bila rxy ˂ r tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid. Pengujian validitas ini dibantu dengan menggunakan program SPSS versi 15 for windows.
2.      Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006: 178), “Uji reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dipercaya untuk dapat digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Pengukuran reliabilitas tersebut menggunakan rumus:
         Rumus  :
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
r ½ 1/2 = rxy yang telah disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen
Jika r hitung > r tabel berarti item (butir soal) reliabel dan sebaliknya, jika r hitung < r tabel, maka butir soal terasebut tidak reliabel. Kriteria besarnya koefisien reliabilitas menurut Arikunto (2006:276) sebagai berikut:
 0,80 < r11 ≤ 1,00 reliabilitas sangat tinggi
0,60 < r11 ≤ 0,80 reliabilitas tinggi
0,40 < r11 ≤ 0,60 reliabilitas cukup
0,20 < r11 ≤ 0,40 reliabilitas rendah
0,00 < r11 ≤ 0,20 reliabilitas sangat rendah

G.    Uji Asumsi Klasik
1.      Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji data persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru (X1), kemandirian belajar siswa (X2) dan prestasi belajar (Y). Uji normalitas merupakan pengujian untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data. Langkah-langkah untuk menggunakan uji lilliefors dalam Budiono (2000:169-172) adalah:
a.       Hipotesis
Ho      = sampel dari populasi berdistribusi normal
H1       = sampel dari populasi yang tidak berdistribusi normal
b.      Prosedur
1)      X1, X2,............., Xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ..............zi dengan rumus :   , di mana zi = bilangan baku
Keterangan :
z                 = Angka baku
  = Rata-rata
S    = Simpangan baku sampel
Dari data tersebut diurutkan dari skor terendah ke skor tertinggi
2)      Dengan dasar distribusi normal baku dihitung peluangnya.
3)      Menghitung proporsi z1, z2, .... zn  ≤ z dinyatakan dengan:
S (zi) =  
4)      Menghitung selisih F(zi) – S(zi) dan menentukan harga mutlaknya.
5)      Mengambil harga yang terbesar di antara harga mutlak selisih tersebut.
6)      Kesimpulan
a)      Jika Lhitung < Ltabel maka H0 diterima berarti distribusi sebenarnya tidak normal.
b)      Jika Lhitung > Ltabel maka H0 ditolak berarti distribusi sebenarnya tidak normal.
Pengujian normalitas dibantu dengan menggunakan program SPSS versi 15.0.  for windows.




2.      Uji Linieritas
Uji linier merupakan suatu pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas dan variabel terikat bersifat linier atau tidak. Pengujian ini dapat digunakan sebagai syarat dalam analisis korelasi atau regresi linier.
Menurut Sudjana (2003:331) “Uji linieritas dimaksudkan untuk menguji linier tidaknya data yang dianalisis”. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a.     Hipotesis
H0        : Persamaan regresi linier
H1        : Persamaan regresi tidak linier
b.    Nilai Xi yang sama harus disusun bersatu dengan Yi, pasangannya.
c.     Menghitung Jumlah Kuadrat:
Jk(E) =
Jk(TC) = Jkres – Jk(E)
Jk(C) = Jkres – Jk (TC)
d.    Menghitung Derajat kebebasan
df(E) = N – k
df(TC) = k – 2
k = banyaknya kelompok x
e.     Menghitung Rerata Jumlah Kuadrat:
RK(E)  =
f.     Menghitung Nilai F
F hitung =
F tabel = F () (k – 2, N – k)
g.    Kesimpulan
1)      Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak berarti persamaan regesinya tidak linier.
2)      Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima berarti persamaan regesinya linier.
Uji linieritas dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 15.0.  for windows.

H.    Teknik Analisis Data
1.    Analisis Regresi Linier Sederhana
                 Teknis analisi data regresi linier sederhana adalah hubungan secara linier antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari nilai variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan berskala interval atau rasio.
Rumus analisis linier sederhana sebagai berikut:
Y = a + bx1 + bx2 + c
Dimana :
Y = Indeks prestasi komulatif                            
x1= strategi belajar
x2= keaktifan berorganisasi
a  = konstanta
b  = koefisien korelasi
c  = standar eror
2.    Uji Signifikansi Secara Parsial (Uji t)
Dalam penelitian ini menggunakan uji parsial, yaitu untuk menguji signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Langakah-langkah pengujiannya, sebagai berikut:
a.       Menentukan formula hipotesis
H0: b1=b2=0 (tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen)
H1: b1≠b2=0 (ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen)
b.      Menentukan taraf signifikan (a) yaitu 5% (0,05)
c.       Kriteria pengujian



                             
Jika t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel atau p < 0,05 maka H0 diterima
Jika t hitung < t tabel atau p > 0,05 maka H0 ditolak
d.      Perhitungan uji t
Adapun perhitungan adalah dengan rumus sebagai berikut:
                                
Keterangan:
b = koefisien regresi
β = koefisien beta
sb = standar error
nilai t hitung dengan menggunakan uji dua sisi, karena hipitesis yang diuji untuk mengetahui pengaruhnya. Berarti pengaruhnya akan terjadi dua kemungkinan, yaitu positif atau negatif.
e.       Kesimpulan
1) Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima berarti distribusi sebenarnya normal.
2) Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak berarti distribusi sebenarnya tidak normal.
Pengujian normalitas dibantu dengan menggunakan program SPSS.




DAFTAR PUSTAKA

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Djamarah, Syaiful Bahri. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Rhineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rhineka Cipta
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:     Rhineka Cipta
Handoko. 2001. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga
Hasibuan, Malayu, S.P. 2004. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas, Cetakan Keempat. Jakarta: PT. Bumi Aksara
________. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka
Fathoni, Abdurrahman. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. 2010. Kepemimpinan dan perilaku Organisasi Edisi 3. Jakarta: Raja Grafindo Persada
BAA Universitas Atmaja. 2016. Indeks Prestasi. Online (http://www.atmajaya.ac.id/web/Konten.aspx?gid=mahasiswa-jfu&cid=indeks-prestasi) diakses Kamis 30 Juni 2016 jam 14.59
BAA Universitas Negeri Yogyakarta. 2016. Indeks Prestasi. Online (https://uny.ac.id/akademik/sistem-penilaian) diakses Kamis 30 Juni 2016 jam 14.59
Wikipedia. 2016. Indeks Prestasi. Online (https://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_prestasi) diakses Kamis 30 Juni 2016 jam 14.59
__________.2016. Manfaat IPK. Online (http://www.vivimulya.com/2012/07/101-keuntungan-punya-ipk-tinggi.html) diakses Kamis 30 Juni 2016 jam 14.59
Pratomo, Arief. 2014. Pengaruh Keaktifan Berorganisasi Terhadap Pencapaian Indeks Prestasi Komulatif Mahasiswa PGSD FKIP UMS Tahun 2013/2014. Skripsi Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Iskandar, Resya. 2016. Pengaruh Keaktifan Berorganisasi Siswa di Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X dan XI Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

1 komentar: